Ruang Semu Rasa

aku memang gak sempurna, tapi aku juga manusia kan?

bersama semesta dan berisiknya

dan aku kehilangan.

dan aku benci marahnya

september ini aku banyak belajar untuk merelakan dan memulai sesuatu yang baru.

mmenjadi bungsu itu...

menjadi sulung itu...

nona, apa kabar temanmu yang suka menarik kertas dari laci meja ujian? sudahkah ia sengsara?

katanya

tentang sebuah sendok yang merindukan tuannya. diceritakan dalam sudut pandang benda mati.

Tidak ada telinga yang mau dengar aku bercerita. Tidak ada tubuh yang bisa aku peluk. Bahkan tidak ada pundak yang bisa jadi tempat bersandar saat aku sudah tidak kuat menopang tubuhku. Kaki pun rasanya sudah lelah untuk melangkah, ingin rasanya berhenti sejenak. Tapi tidak ada tempat peristirahatan paling nyaman di kala rumah sudah bukan lagi tempat pulang paling ramah.

Karena untuk menginspirasi banyak orang tidak harus menjadi cantik

manusia hidup bukan untuk mati, tapi untuk hidup kembali

jika aku mati...

Bu, kukira selama ini Tuhan tahu mauku apa, makanya aku sungkan meminta. karna tanpa aku jelaskan pintaku, Dia sudah tahu.

dan setelah ini aku akan jalani hari-hariku tanpamu dengan sangat bahagia. karena kita sudah tidak bisa memperbaiki apa-apa. kita terlalu hancur untuk disatukan kembali.

ternyata nggak enak jadi pohon

semesta kita berbeda. kita punya dunia yang cuma bisa dimengerti sama orang-orang seperti kita. dan itu gapapa

Tapi pernah nggak sih ngebayangin kalau seorang INFJ ketemu sama INFJ, terus mereka jadian?

Merantaulah! Jika rumah bukan lagi tempat pulang yang nyaman.