
Dhammavihari Buddhist Studies
Religion & Spirituality Podcas
“a One Stop Dhamma House” yang menyediakan program-program pendidikan Buddhis yang terstruktur untuk berbagai kalangan, dari anak-anak hingga dewasa.
Location:
United States
Description:
“a One Stop Dhamma House” yang menyediakan program-program pendidikan Buddhis yang terstruktur untuk berbagai kalangan, dari anak-anak hingga dewasa.
Language:
English
Website:
http://dhammavihari.or.id
Episodes
Ashin Kheminda - Buddhavamsa Stanza 2 (Garis Silsilah Para Buddha)
10/13/2025
Penjelasan untuk Stanza 1 dan 2(1) Brahma, Sang Adipati Dunia, yang bernama Sahampati, sembari menangkupkan kedua telapak tangan sebagai tanda pemberian hormat memohon kepada Yang Tidak Tertandingi: “Di dunia ini ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu, ajarkanlah Dhamma pada makhluk-makhluk ini karena belas kasih.”(2) Kewelas-asihan terhadap semua makhluk muncul pada Dia yang memiliki tiga pengetahuan yang sejati (vijjā) dan lima belas perilaku yang benar (caraṇa), •Yang stabil, yang merupakan pembawa kecerahan, pembawa tubuh terakhir-Nya, Tathāgata yang tidak tertandingi.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 1 dan 2 dari Buddhavaṃsa (Garis Silsilah Para Buddha) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:24:37
Ashin Kheminda - Praktikkan Dhamma Sekarang!
10/11/2025
Sukhī hontu kalyāṇamittā,Tayangan video ini merupakan ovādakathā (ceramah singkat yang berisikan nasihat) oleh Sayadaw Kheminda dari siaran Live Instagram dan TikTok DBS yang diadakan setiap Sabtu, pukul 06.45 WIB. Pada kesempatan ini, Sayadaw Kheminda menyampaikan wejangan mengenai "Praktikkan Dhamma Sekarang".
Duration:00:30:55
Ashin Kheminda - Buddhavamsa I Stanza 1 (Garis Silsilah Para Buddha) - Stanza 1
10/9/2025
Brahma, Sang Adipati Dunia, yang bernama Sahampati, sembari menangkupkan kedua telapak tangan sebagai tanda pemberian hormat memohon kepada Yang Tidak Tertandingi:“Di dunia ini ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu, ajarkanlah Dhamma pada makhluk-makhluk ini karena belas kasih.”Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 1 dari Buddhavaṃsa (Garis Silsilah Para Buddha) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
Duration:01:23:34
Ashin Kheminda - Kelenyapan Tipitaka
10/7/2025
Sukhī hontu kalyāṇamittā,Tayangan video ini merupakan ovādakathā (ceramah singkat yang berisikan nasihat) oleh Sayadaw Kheminda dari siaran Live Instagram dan TikTok DBS yang diadakan setiap Sabtu, pukul 06.45 WIB. Pada kesempatan ini, Sayadaw Kheminda menyampaikan wejangan mengenai "Kelenyapan Tipitaka".
Duration:00:30:10
Ashin Kheminda - Apakah Semua Manusia Akan Menjadi Buddha
10/5/2025
Sukhī hontu kalyāṇamittā,Tayangan video ini merupakan ovādakathā (ceramah singkat yang berisikan nasihat) oleh Sayadaw Kheminda dari siaran Live Instagram dan TikTok DBS yang diadakan setiap Sabtu, pukul 06.45 WIB. Pada kesempatan ini, Sayadaw Kheminda menyampaikan wejangan mengenai "Apakah Semua Manusia Akan Menjadi Buddha".
Duration:00:32:51
Ashin Kheminda - Dhammapada 422 dan 423
10/3/2025
Pada suatu waktu, Raja Pasenadi dan Ratu Mallika melakukan persembahan dana makanan kepada Buddha dan para bhikkhu yang keseluruhannya berjumlah 500 bhikkhu, dalam skala yang tidak dapat dilampaui oleh siapapun. Pada upacara tersebut, setiap bhikkhu akan didampingi oleh seekor gajah yang memegang payung putih yang menutupi kepala bhikkhu tersebut dari dari sinar matahari. Namun, mereka hanya bisa mendapatkan 499 ekor gajah yang terlatih sehingga mereka harus menggunakan seekor gajah yang belum terlatih, dan gajah tersebut ditempatkan untuk memegangi payung bagi Angulimala Thera. Semua orang khawatir gajah yang belum terlatih tersebut akan menimbulkan masalah, tetapi ketika berada di dekat Angulimala Thera, gajah tersebut menjadi jinak.Sehubungan dengan kejadian tersebut, para bhikkhu kemudian bertanya kepada Angulimala apakah ia merasa takut atau tidak. Angulimala menjawab bahwa ia tidak takut. Para bhikkhu kemudian menemui Buddha dan berkata bahwa Angulimala mengaku telah mencapai ke-Arahanta-an. Apa jawaban Buddha kepada mereka? Apakah seorang Arahanta masih bisa merasa takut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 422-423 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:24:24
Ashin Kheminda - Dhammapada 419 - 421
10/1/2025
Pada suatu waktu, ada seorang pengikut awam Buddha bernama Visākha di Rājagaha. Setelah mendengar diskursus Buddha berulang-ulang, Visākha mencapai tingkat kesucian Buah Anāgāmi dan berkata kepada istrinya, “Terimalah semua propertiku; mulai hari ini, aku tidak akan ikut campur dalam urusan rumah tangga ini.” Istrinya yang bernama Dhammadinnā membalas, “Siapa yang akan menelan ludah yang telah engkau buang?” Kemudian ia meminta izin untuk masuk ke dalam Sangha dan menjadi bhikkhuni. Setelah itu ia pergi ke sebuah wihara di sebuah desa kecil bersama para bhikkhuni lain untuk berlatih meditasi. Dalam waktu singkat, ia berhasil mencapai Ke-Arahanta-an dan kembali ke Rājagaha. Visākha yang mendengar kembalinya Dhammadinnā menemuinya dan menanyakan beberapa pertanyaan. Ketika ia menanyakan mengenai tiga magga pertama, Dhammadinnā menjawabnya, namun ketika ia menanyakan mengenai Arahanta magga dan phala, Dhammadinnā menjawab, “O pengikut awam! Hal ini berada di luar kemampuanmu; jika engkau mau, engkau dapat pergi menanyakannya kepada Buddha.” Visākha pun pergi bertanya kepada Buddha. Apa jawaban Buddha?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 419-421 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:11:28
Ashin Kheminda - Dhammapada 413, 417, 418
9/29/2025
Di kehidupan yang lalu, Candabha mempersembahkan kayu cendana ke stupa di mana relik Buddha Kassapa diabadikan. Karena perbuatan baik ini, ia terlahir kembali di sebuah keluarga brahmana di Savatthi dengan tanda lahir berupa sebuah lingkaran cahaya yang melingkari pusarnya. Karena lingkaran cahaya ini menyerupai bulan, ia dikenal sebagai Candabha. Beberapa brahmana mengambil keuntungan dari keistimewaan ini dengan membawanya berkeliling kota untuk pertunjukan dan hanya orang yang membayar seratus atau seribu boleh menyentuhnya.Suatu saat mereka berhenti di suatu tempat antara kota dan wihara Jetavana. Mereka berkata kepada para ariya yang berjalan ke wihara Jetavana bahwa tidak ada gunanya mereka pergi menemui Buddha dan mendengarkan Ajaran-Nya, karena tidak ada yang sehebat Candabha. Para ariya membalas dengan mengatakan hanya Guru merekalah yang hebat dan tiada bandingannya, sehingga para brahmana kemudian membawa Candabha untuk bertemu Buddha. Namun ketika Candabha sedang bersama Buddha, lingkaran cahaya Candabha menghilang. Ketika Candabha berada di luar pandangan Buddha maka lingkaran cahayanya kembali menyala, namun menghilang lagi ketika dia kembali ke hadapan Buddha. Candabha kemudian meminta Buddha untuk memberinya mantra yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Buddha memberitahu bahwa mantra tersebut hanya dapat diberikan kepada anggota Sangha. Candabha kemudian memberitahu para brahmana untuk menunggu di luar karena ia akan mendapatkan mantra yang akan membuatnya menjadi orang terhebat se-Jambudipa. Apakah sesungguhnya mantra yang dimaksud Buddha? Bagaimana kisah Candabha selanjutnya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 413, 417, 418 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:41:54
Ashin Kheminda - Dhammapada 408 - 412, 414
9/27/2025
Putri Suppavasa dari Kundakoliya hamil selama 7 tahun dan kemudian selama 7 hari dia mengalami nyeri persalinan. Dia terus merenungkan kualitas unik dari Buddha, Dhamma dan Sangha, kemudian menyuruh suaminya untuk menemui Buddha, memberikan penghormatan atas namanya, dan memberitahukan mengenai kondisinya. Ketika mengetahui keadaan Putri Suppavasa, Buddha berkata, “Semoga Suppavasa terbebas dari bahaya dan penderitaan; semoga dia melahirkan seorang putra yang mulia dengan selamat.” Bersamaan dengan itu, putri Suppavasa melahirkan. Sebagai perayaan atas kelahiran bayi tersebut, Buddha beserta beberapa bhikkhu diundang utk menerima persembahan makanan selama 7 hari, dan bayi yang baru lahir tersebut mempersembahkan air yang sudah disaring kepada Buddha dan para bhikkhu.Setelah dewasa, bayi tersebut menjadi bhikkhu dan dikenal dengan nama Sivali. Setelah rambutnya dicukur, Bhante Sivali mencapai ke-arahanta-an dan selanjutnya beliau dikenal sebagai bhikkhu yang paling banyak menerima persembahan. Pada suatu hari, para bhikkhu bertanya kepada Buddha, mengapa Bhante Sivali yang memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang Arahat bisa terkurung di dalam rahim ibunya selama 7 tahun. Bagaimana jawaban Buddha? Apa yang diperbuat Bhante Sivali di masa lalu yang menyebabkan penderitaan tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 408-414 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:37:55
Ashin Kheminda - Dhammapada 405 - 407
9/25/2025
Mahāpanthakatthera merupakan seorang arahat ketika adik laki-lakinya Culapanthaka bergabung menjadi bhikkhu. Culapanthaka terlahir sebagai seorang yang dungu karena ia pernah menertawakan seorang bhikkhu yang sangat dungu pada salah satu kehidupan lampaunya. Culapanthaka tidak dapat bahkan mengingat satu stanza dalam waktu empat bulan. Mahāpanthaka sangat kecewa dengan adiknya dan menyuruhnya untuk meninggalkan wihara karena dia tidak pantas menjadi seorang bhikkhu.Terkait dengan hal tersebut, pada suatu kesempatan para bhikkhu bertanya kepada Buddha mengapa Mahāpanthaka, meskipun adalah seorang arahat, mengusir adik laki-lakinya keluar dari wihara. Mereka juga menambahkan, “Apakah para Arahat masih kehilangan kesabaran mereka? Apakah mereka masih mempunyai kotoran batin seperti niat jahat dalam batin mereka?” Bagaimana jawaban Buddha? Apakah tindakan Mahāpanthaka tersebut didasari oleh kemarahan?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 405-407 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:38:22
Ashin Kheminda - Dhammapada 401 - 404
9/23/2025
Pada suatu waktu, para bhikkhu membicarakan mengenai Arahat Theri Uppalavanna yang dilecehkan oleh pemuda Nanda yang kemudian ditelan bumi. Sehubungan dengan ini, mereka bertanya kepada Buddha apakah Arahat tidak menikmati kenikmatan indriawi meskipun mereka memiliki fisik yang sama dengan orang lain. Apa jawaban Buddha? Bagaimana sikap seorang Arahat terhadap kenikmatan indriawi?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 401-404 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:28:27
Ashin Kheminda - Dhammapada 395-400
9/21/2025
Suatu ketika saat Buddha sedang berdiam di wihara Veluvana, YA. Sāriputta, dengan ditemani oleh 500 bhikkhu, memasuki desa Nālaka dan berdiri di depan pintu rumah ibunya sendiri untuk ber-piṇḍapāta. Ibunya mengundang mereka masuk ke dalam rumah, namun ketika ia sedang mempersembahkan makanan kepada anaknya, ia berkata, “Wahai pemakan makanan sisa, kau yang telah meninggalkan 80 crore untuk menjadi seorang bhikkhu, kau telah menghancurkan kami.” Kemudian ia mempersembahkan makanan kepada bhikkhu lain sembari berkata kepada mereka dengan kasar, “Kalian semua telah memanfaatkan anakku sebagai pembantumu; sekarang makan makananmu.”YA. Sāriputta tidak menjawab apa pun, melainkan hanya mengambil mangkuk makanannya dan kembali ke wihara. Sekembalinya ke wihara, para bhikkhu memberitahu Buddha bagaimana YA. Sāriputta dengan sabar menahan omelan dan hinaan dari ibunya. Apa jawaban Buddha? Bagaimana YA. Sāriputta bisa memiliki kesabaran seperti itu?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 395-400 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:35:36
Ashin Kheminda - Dhammapada 391-394
9/19/2025
Pada suatu waktu, Buddha tiba di Rājagaha dengan rombongan para Bhikkhu, salah satunya adalah YA. Assaji. Upatissa (yang kelak menjadi YA. Sāriputta) sangat terkesan dengan penampilan YA. Assaji yang mulia, sehingga dengan hormat ia bertanya kepada YA. Assaji siapakah gurunya, ajaran apakah yang diajarkannya, dan juga memohon YA. Assaji mengajarkan secara singkat ajarannya. Setelah menjawab dua pertanyaan pertama, YA. Assaji kemudian mengutip sebuah stanza singkat yang berhubungan dengan Empat Kebenaran Mulia. Di pertengahan stanza tersebut dibabarkan, Upatissa mencapai buah Sotapatti. Upatissa kemudian memberitahu sahabatnya Kolita mengenai Dhamma sejati yang telah ditemukan, lalu keduanya menemui Buddha di wihara Veluvana dan ditahbiskan sebagai Bhikkhu. Selanjutnya mereka berdua dikenal sebagai YA. Sāriputta dan YA. Moggallāna.YA. Sāriputta selalu mengingat bahwa berkat YA. Assaji-lah Beliau dapat bertemu Buddha dan mencapai keadaan Tanpa Kematian, sehingga Beliau selalu menghormat ke arah mana pun YA. Assaji berada dan tidur dengan kepala menghadap ke arah yang sama. Para Bhikkhu lain yang tinggal bersamanya salah mengartikan tindakan Beliau tersebut sebagai menyembah ke berbagai arah dan melaporkannya kepada Buddha. Bagaimana tanggapan Buddha mengenai hal tersebut? Bagaimana seharusnya sikap seorang murid terhadap gurunya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 391-394 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:37:03
Ashin Kheminda - Dhammapada 383 - 390
9/17/2025
Sesepuh Sariputta sering dipuji oleh banyak orang karena kesabaran dan penahanan diri beliau. Murid beliau biasanya menceritakan tentang beliau: “Guru kami adalah seseorang dengan kesabaran dan penahanan diri yang hebat. Bila beliau disiksa atau dipukuli oleh orang lain, beliau tidak kehilangan kesabaran tetapi tetap tenang dan terkendali.” Karena sesepuh sering diceritakan seperti itu, seorang brahmana yang memiliki pandangan salah mengumumkan kepada para pengagum Sesepuh Sariputta bahwa dia akan memprovokasi beliau supaya marah. Pada saat itu, Sesepuh Sariputta yang sedang melakukan pindapatta muncul di sana; brahmana tersebut menghampiri sesepuh dan memukul keras punggungnya dengan tangan. Namun sesepuh bahkan tidak melihat ke sekelilingnya untuk mencari siapa orang yang memukulnya, melainkan tetap melanjutkan berjalan seperti tidak terjadi apa-apa. Apa yang terjadi selanjutnya? Bagaimana Buddha menanggapi kejadian tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 383-390 dari Kelompok Stanza tentang Brahmana (Brahmanavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:43:41
Ashin Kheminda - Dhammapada 382
9/15/2025
Sāmaṇera Sumana adalah murid dari Anuruddha Thera. Meskipun dia baru berusia tujuh tahun, namun dia adalah seorang Arahat yang memiliki kekuatan supernormal. Pada saat gurunya Anuruddha jatuh sakit di vihara yang berada di dalam sebuah hutan di Himalaya, dia mengambilkan air dari danau Anotatta yang jauhnya 500 yojana dari vihara. Perjalanan itu tidak ditempuh dengan jalan darat tetapi melalui jalan udara berkat kekuatan supernormalnya. Suatu hari, Anuruddha Thera membawa Sāmaṇera Sumana menghadap Buddha, yang sedang berdiam di vihara Pubbarama, sebuah vihara yang dipersembahkan oleh Visakkha. Di sana, para Bhikkhu muda dan Sāmaṇera menggodanya dengan menepuk kepalanya; menarik telinga, hidung, dan tangannya; dan bersenda gurau menanyakan apakah dia tidak merasa bosan. Buddha melihat kejadian tersebut dan berpikir bahwa beliau akan membuat para Bhikkhu muda itu melihat kualitas langka yang dimiliki Sāmaṇera Sumana yang masih muda. Apa yang kemudian dilakukan oleh Buddha? Bagaimana Sāmaṇera Sumana bisa memiliki kemampuan supernormal pada usia yang masih muda? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 382 dari Kelompok Stanza tentang Bhikkhu (Bhikkhuvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:28:12
Ashin Kheminda - Dhammapada 377 - 381
9/13/2025
Vakkali adalah seorang brahmana yang tinggal di Savatthi. Suatu hari, ketika melihat Buddha sedang ber-pindapatta di kota, dia sangat terkesan dengan pencapaian sarira Buddha Dia pun memohon izin untuk diterima di dalam Sangha hanya agar bisa berada di dekat Buddha. Sebagai Bhikkhu, Vakkali selalu berada di dekat Buddha; dia tidak peduli dengan tugas ke-Bhikkhu-an yang lainnya dan sama sekali tidak melatih meditasi konsentrasi.Oleh karena itu, Buddha berkata kepadanya, “Vakkali, tidak ada gunanya bagimu dengan berada di dekat-Ku dan memperhatikan wajah-Ku. Oleh karena sebenarnya, hanya dia yang melihat Dhamma-lah yang melihat-Ku. Dia yang tidak melihat Dhamma, tidak melihat-Ku.” Ketika mendengar kata-kata tersebut, Vakkali merasa sangat tertekan. Dia pergi seperti perintah Buddha, dan memanjat bukit Gijjhakuta dengan niat untuk bunuh diri dengan cara melompat dari puncak bukit. Apa yang selanjutnya terjadi? Bagaimana cara Buddha menanggapi kejadian tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 377-381 dari Kelompok Stanza tentang Bhikkhu (Bhikkhuvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:19:14
Ashin Kheminda - Kekayaan Spiritual
9/11/2025
Sukhī hontu kalyāṇamittā,Tayangan video ini merupakan ovādakathā (ceramah singkat yang berisikan nasihat) oleh Sayadaw Kheminda dari siaran Live Instagram dan TikTok DBS yang diadakan setiap Sabtu, pukul 06.45 WIB. Pada kesempatan ini, Sayadaw Kheminda menyampaikan wejangan mengenai "Kekayaan Spiritual".
Duration:00:33:45
Ashin Kheminda - Dhammapada 368 - 376
9/9/2025
Pada suatu waktu, hidup seorang wanita yang sangat kaya di kota Kuraraghara, sekitar 120 yojana jaraknya dari Savatthi. Dia mempunyai seorang anak bernama Sona yang telah menjadi Bhikkhu. Pada suatu hari, atas permintaan ibunya, Bhikkhu Sona membabarkan Dhamma kepada ibunya dan orang-orang di kota kelahirannya di sebuah paviliun. Ibunya mengajak seluruh orang di rumahnya dan hanya meninggalkan seorang pembantu.Saat pembabaran Dhamma sedang berlangsung, sekawanan perampok masuk ke rumahnya. Pemimpin perampok sengaja pergi ke paviliun tempat wanita tersebut berada dan mengawasinya, dengan tujuan untuk membunuhnya apabila dia pulang ke rumah lebih awal. Pembantunya yang melihat para perampok memasuki rumah, pergi melapor kepada majikannya, tetapi dia hanya berkata, “Biarkan para perampok mengambil semua uangku, aku tidak peduli; tapi jangan datang dan menggangguku saat aku mendengarkan Dhamma. Pulanglah.” Si pembantu pulang, namun ketika melihat para perampok mengambil barang dan emas dan perak, dia kembali melaporkan kepada majikannya, tapi selalu mendapatkan jawaban yang sama. Pimpinan perampok yang melihat semua itu menjadi tergugah dan menyuruh anak buahnya mengembalikan semua barang yang dicuri, kemudian datang mendengarkan Dhamma, dan bahkan akhirnya mereka semua menjadi Bhikkhu. Buddha, dari jarak 120 yojana, mengetahui kejadian ini. Apa nasihat Buddha kepada mereka? Apa yang harus dilakukan oleh seorang Bhikkhu untuk mencapai Nibbāna?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 368-376 dari Kelompok Stanza tentang Bhikkhu (Bhikkhuvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:18:42
Ashin Kheminda - Dhammapada 363-367
9/7/2025
Suatu ketika, seorang Bhikkhu murid Buddha, yang menjadi sangat akrab dengan seorang pengikut Devadatta, berkunjung ke vihara tempat Devadatta berdiam dan tinggal di sana selama beberapa hari. Para Bhikkhu yang lain melaporkan hal tersebut kepada Buddha, bahwa terdapat seorang Bhikkhu murid Buddha yang bukan hanya berkumpul dengan pengikut Devadatta, tapi bahkan telah mengunjungi vihara Devadatta, tinggal di sana beberapa hari, serta makan, tidur, dan menikmati makanan dan kenyamanan vihara milik Devadatta. Buddha kemudian mengundang Bhikkhu tersebut dan menanyakan kebenaran dari berita yang telah didengar oleh Buddha. Bhikkhu tersebut mengakuinya, namun beliau berkata bahwa beliau tidak mengikuti ajaran Devadatta. Apa yang kemudian dikatakan oleh Buddha kepada Bhikkhu tersebut? Bagaimana seharusnya seorang Bhikkhu bersikap?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 363-367 dari Kelompok Stanza tentang Bhikkhu (Bhikkhuvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:35:01
Ashin Kheminda - Dhammapada 360-363
9/5/2025
Suatu waktu, terdapat lima orang Bhikkhu yang tinggal di Savatthi. Masing-masing dari mereka mempraktekkan pengekangan diri terhadap salah satu dari lima indrianya, dan mereka masing-masing menganggap bahwa yang mereka praktekkan adalah yang tersulit. Terjadilah perdebatan, dan oleh karena tidak ada kesamaan pendapat, maka mereka menemui Buddha untuk menanyakan mengenai hal tersebut. Apa jawaban Buddha kepada mereka? Indria manakah yang sesungguhnya paling sulit dikendalikan? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 360-363 dari Kelompok Stanza tentang Bhikkhu (Bhikkhuvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
Duration:01:30:45